SAVE PALESTINE

Sabtu, 17 Januari 2009

Tangisan

Kehidupan ini tidak selalu dipenuhi dengan tawa dan senyum, adakalanya dilalui dengan linangan air mata, baik air mata kesedihan atau pun kebahagiaan. Siapapun kita pasti mengalami warna-warni kehidupan ini.
Menangis merupakan aktivitas fisik yang berhubungan erat dengan emosi, dan distimulasi oleh situasi serta kondisi yang melingkupi. Menangis merupakan aktivitas yang manusiawi. Namun demikian, tidak semua situasi dan kondisi ditolerir untuk ditangisi sepuas-puasnya.
Ada saat-saat dimana Rasulullah SAW dan para sahabat menangis secara spontan, tanpa dibuat-buat dan bukan ikut-ikutan, karena situasi dan kondisi menstimulasi emosi mereka untuk meneteskan air mata. Tangis mereka bisa jadi karena kesedihan, dan bisa jadi karena kegembiraan yang dialami. Ragam peristiwa yang membuat mereka bersedih dan menangis dikisahkan dalam berbagai kabar yang termuat dalam hadits-hadits shohih.

Rabu, 14 Januari 2009

Wafatnya Putra Rasulullah SAW

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA, ia berkata, "Suatu hari kami pernah bersama Rasulullah SAW menemui Abu Saiful Fitan. Ia adalah suami seorang wanita yang pernah menyusui anak Rasulullah SAW yang bernama Ibrahim. Saat itu, Rasulullah SAW mencium putranya yang bernama Ibrahim dengan penuh kasih sayang. Ketika kami masuk, mata Rasulullah SAW berkaca-kaca. Beliau menangis. Saat itu, Abdurrahman bin Auf bertanya kepada Nabi SAW, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau menangis" Rasulullah SAW menjawab, "Wahai Ibnu Auf, ini adalah tangisan yang membawa rahmat".
Kemudian Nabi melanjutkan pembicaraannya, "Sesungguhnya mata akan mengeluarkan air mata dan hati akan mengalami kesedihan, namun kami tidak akan mengucapkan perkataan kecuali perkataan yang diridhai oleh Allah SWT. Sungguh kami sangat sedih dengan kepergianmu wahai Ibrahim". [Al Bukhari 1303]

Mereka yang Meninggal Sebagai Syuhada dalam Perang Mu'tah

Diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra, Rasulullah saw mengabarkan tentang wafatnya Ja'far bin Abdul Muthalib, Zaid bin Haritsah dan Abdullah bin Rawahah ra. Rasulullah mengabarkan syahidnya para sahabat tersebut sebelum datang kabar kepada kaum muslimin tentang syahidnya mereka. Ketika Rasulullah saw mengabarkan wafatnya para sahabat yang meninggal sebagai syuhada tersebut, beliau tidak mampu menahan air matanya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa sayyidah Aisyah ra pernah berkata, "Ketika wafatnya Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abdul Muthalib dan Abdullah bin Rawahah ra, Rasulullah saw duduk termangu sambil menangis. Dalam tangisannya, nampak jelas kesedihan yang sedang menerpa Rasulullah".
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa, ketika menyambut kedatangan pasukan kaum muslimin yang pulang dari pertempuran Mu'tah, Rasulullah saw berdiri di atas mimbar sambil memegang sehelai kain sutra.
Ketika mendapat kabar tentang kondisi yang dialami oleh pasukan kaum muslimin, mata beliau berkaca-kaca dan air mata mengalir dari kelopak mata beliau yang mulia. Kemudian Rasulullah saw mengusap wajahnya dan berkata, "Sesungguhnya aku juga manusia . Aku berlindung kepada Allah swt dari gangguan syetan. Sesungguhnya seseorang akan dipandang dengan seberapa banyak saudara yang dimiliki."